Selonjoran sambil matanya memandang lalu lalang kendaraan
dan orang-orang yang sibuk di pagi hari. Bajunya putih dan mukanya bersinar
terang. Di sebelahnya tergeletak pikul dan barang dagangannya. Pisang dan
mangga, buah yang sangat disukai Faiz. Aku berbegas melewati kakek tersebut
untuk absen dengan finger print. Maklum satu menit berharga, hehe... Dengan
langkah cepat kuhampiri kakek yang tadi duduk di depan pintu gerbang kantorku.
Ups .. kakek itu menghilang, kemanakah dia pergi? Kutengok
sepanjang jalan di kanan kiriku, tapi tak juga kumelihatnya. Kek, dimanakah
anda? Kubayangkan kakek tersebut memikul barang dagangannya dengan
tertatih-tatih. Sedih. Aku ingin membeli barang dagangan kakek tapi kenapa
kakek pergi. Kebetulan di samping kantorku ada gang kecil, mungkin dia melewati
gang tersebut. Kulangkahkan kakiku menuju gang tersebut. Ah .. itu dia. Seorang
kakek berbaju putih, ingin kumemanggilnya tapi jarakku dengannya masih jauh.
Kupercepat langkahku... oh.. kakek itu cepat juga jalannya. Aku tambah
kecepatan langkahku.. tapi kakek itu terlalu cepat berjalan. Kek tunggu aku
ingin membeli barang dangangan anda.
Dari kejauhan kudengar seorang ibu ibu memanggilnya dan
bertanya berapa harga pisang. Alhamdulillah.. akhirnya kakek tersebut berhenti
juga. Kudekati kakek tersebut dan aku mendengarkan dulu percakapan kakek dengan
ibu-ibu yang hendak membeli.
“Kek, harga pisang berapa? “
“50 ribu aja.”
“Kok mahal kek?”
“Ya sudah 40 rb aja.”
“Tapi tambah yang ini ya kek? (sambil menunjukkan pisang
yang lebih kecil)”.
Kakek tersebut malah bertanya kepadaku.
“Neng mau beli pisang juga?”
“Iya kek,” jawabku.
“Kalau begitu pisang ini (yang lebih kecil) dibagi dua ya,
satunya buat neng.”
Setelah ibu yang beli tadi pergi, aku bertanya dengan kakek
tersebut.
“Pak usia berapa?”
“ Usia babah 80 tahun.” Hmm aku teringat dengan almarhum
bapakku.
“Tapi bapak terlihat sehat dan kuat.”
“Babah punya rahasia. Babah rajin sholat tahajud, habis itu
babah baca sepuluh surat.”
“Sepuluh surat? Banyak juga pak?”
“Iya, babah baca sepuluh surat. Surat Yasin, Sajadah, Waqi’ah,
ArRahman, Al Mulk (dia bilang tabarak), Al Fath, (aku lupa surat berikutnya).” Katanya
sambil menghitung dengan jari jemarinya.
Semakin penasaran aku dengan kakek tersebut.
“Bapak gak capek ya?”
“Babah gak capek, meski babah bawa pikul babah gak merasa
berat, justru ringan. Kalau sering tahajud babah didoain para malaikat. Makanya
babah gak capek. Meski usia babah sudah tua, babah seperti masih muda. Malah ada
yang bilang kok babah gak nikah lagi aja. Haha.. nanti babah gak bisa bangun
malam donk. Becanda ya.. babah pengen bisa bangun malam sholat tahajud.” saat tertawa, giginya terlihat sudah tidak ada. Gelak tawanya masih renyah dan tatapan matanya tajam.
Ah pak.. saya aja masih banyak bolongnya nih, malu rasanya.
Semoga bapak senantiasa sehat dan mendapatkan rizki yang
barokah, dagangannya laris manis. Terima kasih Pak atas pertemuan hari ini.