Proses penyapihan setiap orang
kepada buah hatinya berbeda-beda. Proses itu bisa berlangsung cukup lama atau
justru sangat singkat. Jangka waktu proses itu ditentukan oleh kesiapan antara
bunda dan buah hati, serta faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi proses
tersebut.
Sejak faiz belum berumur 1 tahun,
bunda sering membaca kata WWL. Kenapa membaca bukan mendengar? Tentu saja,
karena bunda tidak pernah mendengar kata WWL dari teman maupun saudara. Saya
mengetahui WWL itu dari internet.
WWL itu menurut informasi yang
saya dapat dari internet tidak lain adalah menyapih dengan cinta (weaning with love),
di mana dalam proses penyapihan itu kita perlu melaksanakannya dengan rasa
cinta kepada buah hati, bukan dengan memaksa atau berbohong, seperti mengolesi
bethadine di puting biar dikira sedang sakit, mengolesi jamu-jamuan biar jika si
buah hati nenen terasa pahit, mengolesi garam biar terasa asin, dll, sehingga
tidak mau nenen lagi. Nah, cara-cara seperti tadi -dengan megolesi sesuatu
diputing -yang justru diajarkan oleh saudara-saudara saya yang lebih tua.
Setiap mereka memberikan saran seperti itu, saya hanya bilang “ Saya tidak mau
membohongi Faiz dengan mengolesi seperti itu. Biarlah nanti pada waktunya faiz
akan tahu dan akan berhenti nenen menurut kemauannya.”
Proses penyapihan Faiz kumulai
saat dia berumur 2 tahun. Dua minggu berlalu sejak umurnya 2 tahun, Faiz sakit
dan akhirnya kuberikan ASI padanya, karena kuyakin ASI ku masih mengandung
antibodi yang diperlukan untuk Faiz. Namun, efek dari pemberian ASI ini
mengubah pola penyapihan yang kuterapkan sebelumnya. Faiz makin ingin minta
nenen, dan jika tidak dituruti dia akan menangis. Akhirnya aku menyerah juga.
Menyerah untuk mengambil langkah yang jitu untuk menyapih faiz.
Sampai Faiz berumur 2 tahun lebih
1 bulan, Faiz masih minta nenen . Hingga tiba waktunya, aku dan Faiz sakit
batuk pilek sehingga aku harus tidur terpisah dengannya. Setiap malam, abinya
yang menemaninya tidur dan menyediakan susu untuknya ketika dia terbangun. Hal itu
berjalan hingga hampir 2 minggu. Hingga saat ini, dia sama sekali tidak minta
nenen kepadaku. Alhamdulillah, dibalik sakitku ini Engkau memudahkan proses
penyapihan ini. Dan, akhirnya aku telah menyapih buah hatiku. Aku bilang
padanya, “Faiz sudah gede, jadi gak nenen lagi ya”.
Thanks to:
Abi Faiz Triyanto yang bersedia
membantu selama proses penyapihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar