Terik matahari
begitu menyengat di siang hari itu. Selepas berkunjung ke rumah teman di Jl.
Rawa Geni, aku dan faiz mencari ojek untuk mengantar kami menuju jalan raya.
Namun, sesampainya di pangkalan ojek, kami tidak menemukan satupun tukang ojek.
Oh my God, terbayang aku harus berjalan jauh bersama faiz di bawah terik
matahari. Suara adzan Dhuhur melantun dengan merdunya saat kaki-kaki kami
melangkah pelan. Faiz yang berada disampingku berjalan dengan penuh semangat.
Dia tidak menghiraukan teriknya panas. Kebahagiaannya melupakan rasa lelahnya
berjalan.
Kami terus
berjalan. Sesekali aku berhenti untuk menggendong faiz. Kasihan kalau ia
berjalan terus, terlebih lagi jalan ramai penuh lalu lalang kendaraan bermotor
dengan kecepatan tinggi. Kalau sudah keberatan menggendong faiz dan jalanan mulai
menurun atau jalan rata/agak rata, ia kuturunkan. Dan setelah turun, faiz pun
kembali berjalan dengan penuh gaya dan celotehan. Aku takjub dengan
semangatnya, dia tak pernah kenal lelah. Sama sekali tidak ada keluhan darinya.
Semangatnya memberikan diriku semangat untuk segera sampai di jalan raya menuju
Citayam.
Jalan kembali
menikung. Kapankah kami sampai tujuan? Maklumlah aku baru dua kali lewat jalan
ini. Saat pertama kali lewat jalan ini, aku diantar oleh abinya faiz. Jadi,
kali ini aku lupa berapa tikungan lagi yang harus kulalui lagi. Di depan sudah
terbentang jalan menanjak. Aku harus menggendong faiz lagi. Dalam gendonganku faiz
begitu gembira sambil melihat motor dan mobil yang berlalu lalang. Ketika jalan
mulai rata, faiz kuturunkan. Saat itulah aku melihat banyak kendaraan. Itu artinya
kami sudah tidak jauh lagi dari jalan raya, pikirku. Kulihat dengan cermat, dan
ternyata benar itu jalan raya. Alhamdulillah, “Faiz kita sudah mau nyampe nih.”
Kami menyebarangi rel kereta api dengan cepat dan gesit, karena
perlintasan rel ini tidak ada penjaga resminya. Yang ada hanyalah penjaga pintu
sukarela dari warga kampung. Saat kami akan menyeberang, jalan raya begitu
ramai. Begitu kami menyeberang, datang angkot menghampiri kami. Terima kasih
kepada sopir angkot yang tidak mau dibayar karena tidak bisa sampai ke tempat
tujuan hingga akhirnya kami harus naik ojek dari Stasiun Citayam. Dalam
perjalanan pulang, faiz terlelap dalam tidurnya. Alhamdulillah kami selamat
hingga sampai rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar